Jakarta – Indonesia kembali membanggakan di kancah inovasi teknologi global. Enam siswa dari SMA Mentari Intercultural School Jakarta berhasil meraih Medali Emas dan Resolution Special Award di ajang International Science and Invention Fair (ISIF) ke-7 di Denpasar, Bali, pada 12-15 November 2025. Inovasi mereka yang bernama Omnisense membuktikan bahwa generasi muda Indonesia adalah garda terdepan dalam teknologi yang inklusif.

Omnisense: Mata Digital Bagi Tuna Netra
Omnisense adalah sebuah perangkat yang dapat dipakai (seperti headgear atau tutup kepala) yang dirancang khusus untuk membantu penyandang tuna netra memahami lingkungan sekitar mereka.

Cara kerjanya menggunakan teknologi canggih:

360 Derajat View: Perangkat ini dilengkapi dengan empat kamera yang menangkap pandangan 360 derajat di sekitar pemakainya.
Real-time Vision AI: Gambar yang ditangkap langsung diproses oleh Vision AI Realtime. Ini adalah Kecerdasan Buatan (AI) yang bekerja sangat cepat untuk mengidentifikasi objek, rintangan, atau lingkungan sekitar.

Output Suara: Hasil identifikasi dari AI kemudian dikeluarkan dalam bentuk suara, memberi tahu pemakainya tentang benda-benda yang ada di depan, samping kiri, kanan, dan belakang mereka.

Menantang dan Bermanfaat
Team Leader Perseus AI, Bagoes Satrio Djajoesman, menyampaikan bahwa proses pembuatan produk ini sangat menantang, membutuhkan kerja sama tim yang solid dan ketelitian tinggi. Keberhasilan mereka meraih medali emas dalam kategori teknologi di ajang internasional yang diikuti 27 negara ini menjadi bukti bahwa inovasi Indonesia mampu bersaing.

Inovasi ini disambut baik karena menunjukkan bahwa kemajuan teknologi di Indonesia tidak hanya fokus pada aplikasi hiburan, tetapi juga pada solusi nyata dan inklusif untuk kemanusiaan. Omnisense diharapkan dapat memberikan kemandirian dan meningkatkan kualitas hidup penyandang tuna netra di Indonesia.

Redaksi PenaHIts.com