Dugaan Pungli Bansos Gegerkan Desa Enolanan: Sekdes Diduga Memeras Warga Penerima Bantuan
Ilustrasi - Korupsi Bansos
Kupang, NTT – Warga Desa Enolanan, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang, menuntut keadilan menyusul dugaan praktik pungutan liar (pungli) saat penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) pada Senin, 25 November 2025.
Kronologi Dugaan Pungli
Lokasi Kejadian: Kantor Pos Cabang Kecamatan Amabi Oefeto Timur (Wilayah Kenam).
Terduga Pelaku: Mis Tefu, Sekretaris Desa (Sekdes) Enolanan.
Modus Operandi: Sekdes Mis Tefu diduga meminta sejumlah uang sebesar Rp300.000 kepada setiap penerima Bansos, dengan alasan yang disebut sebagai "uang rokok" dan diklaim sebagai pungutan wajib bagi semua penerima.
Korbani Keterangan: Salah satu korban, Mawar, seorang siswi SMA yang mewakili orang tuanya mengambil bantuan, mengungkapkan bahwa permintan uang tersebut dilakukan melalui sambungan telepon oleh terduga pelaku.
Reaksi dan Tindak Lanjut
Aksi pungli ini sontak menimbulkan keresahan dan merugikan warga miskin yang seharusnya menerima bantuan secara utuh. Hingga berita ini diturunkan (Sabtu, 29 November 2025):
Kepala Desa: Kepala Desa Enolanan, Leksi Aleksander Nama, belum memberikan klarifikasi dan tidak dapat dihubungi, menambah kecurigaan di kalangan masyarakat.
Pihak Kecamatan: Pihak Kecamatan Amabi Oefeto Timur belum mengeluarkan keterangan resmi terkait dugaan pemerasan yang melibatkan jajaran pemerintah desa mereka.
Warga kini berharap aparat penegak hukum segera mengusut tuntas kasus ini untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pelayanan pemerintah desa dan memastikan Bansos diterima warga sesuai haknya.
Redaksi PenaHits.com
Kronologi Dugaan Pungli
Lokasi Kejadian: Kantor Pos Cabang Kecamatan Amabi Oefeto Timur (Wilayah Kenam).
Terduga Pelaku: Mis Tefu, Sekretaris Desa (Sekdes) Enolanan.
Modus Operandi: Sekdes Mis Tefu diduga meminta sejumlah uang sebesar Rp300.000 kepada setiap penerima Bansos, dengan alasan yang disebut sebagai "uang rokok" dan diklaim sebagai pungutan wajib bagi semua penerima.
Korbani Keterangan: Salah satu korban, Mawar, seorang siswi SMA yang mewakili orang tuanya mengambil bantuan, mengungkapkan bahwa permintan uang tersebut dilakukan melalui sambungan telepon oleh terduga pelaku.
BACA JUGA
Reaksi dan Tindak Lanjut
Aksi pungli ini sontak menimbulkan keresahan dan merugikan warga miskin yang seharusnya menerima bantuan secara utuh. Hingga berita ini diturunkan (Sabtu, 29 November 2025):
Kepala Desa: Kepala Desa Enolanan, Leksi Aleksander Nama, belum memberikan klarifikasi dan tidak dapat dihubungi, menambah kecurigaan di kalangan masyarakat.
Pihak Kecamatan: Pihak Kecamatan Amabi Oefeto Timur belum mengeluarkan keterangan resmi terkait dugaan pemerasan yang melibatkan jajaran pemerintah desa mereka.
Warga kini berharap aparat penegak hukum segera mengusut tuntas kasus ini untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pelayanan pemerintah desa dan memastikan Bansos diterima warga sesuai haknya.
Redaksi PenaHits.com